Film, Sutradara Idola, dan 'Cancel Culture': Obrolan Santai Julia Roberts & Sean Penn

Senin, 08 Desember 2025, Desember 08, 2025
Film, Sutradara Idola, dan 'Cancel Culture': Obrolan Santai Julia Roberts & Sean Penn

Siapa sangka, dua nama besar di Hollywood, Julia Roberts dan Sean Penn, ternyata punya banyak kesamaan yang bikin mereka nyambung saat ngobrol santai. Bukan cuma proyek film terbaru, tapi juga soal sutradara film favorit hingga topik sensitif 'cancel culture'. Momen langka ini terekam saat keduanya berkesempatan tukar pikiran, dan percakapan mereka ternyata jauh lebih dalam dari sekadar basa-basi selebriti. Buat kamu para pecinta film dan yang suka mengikuti dinamika industri hiburan, obrolan mereka ini pastinya bakal bikin penasaran!

Cinta Mereka pada Sutradara Film

Salah satu benang merah yang menyatukan Julia Roberts dan Sean Penn adalah kekaguman mereka terhadap dua sutradara film visioner: Paul Thomas Anderson (PTA) dan Luca Guadagnino. Keduanya dikenal punya gaya penceritaan yang unik, mendalam, dan seringkali meninggalkan kesan mendalam bagi penonton. Paul Thomas Anderson, yang terkenal lewat karya-karya epik seperti There Will Be Blood, Magnolia, atau Phantom Thread, selalu berhasil menciptakan atmosfer film yang kuat dengan karakter-karakter kompleks.

Begitu pula dengan Luca Guadagnino, sutradara asal Italia yang populer dengan film-filmnya yang punya sentuhan artistik dan emosional, sebut saja Call Me By Your Name atau Suspiria. Kemampuan Guadagnino dalam mengeksplorasi hubungan manusia dan estetika visual yang menawan tampaknya berhasil memikat hati Julia dan Sean. Obrolan mereka soal kedua sutradara ini menunjukkan betapa dalamnya apresiasi mereka terhadap seni perfilman dan para kreator di baliknya. Mereka tidak hanya membahas film-filmnya, tapi juga filosofi di balik setiap adegan dan pilihan artistik yang diambil.

Pandangan Soal 'Cancel Culture'

Selain soal sutradara, topik lain yang tak kalah menarik perhatian mereka adalah fenomena 'cancel culture'. Isu ini memang sedang hangat diperbincangkan di berbagai lini masa, di mana seseorang atau kelompok tertentu 'dibatalkan' atau dikucilkan secara sosial karena tindakan, ucapan, atau pandangan yang dianggap kontroversial atau tidak etis. Julia Roberts dan Sean Penn, sebagai figur publik yang seringkali menjadi sorotan, tentu memiliki pandangan tersendiri mengenai hal ini.

Dalam obrolan tersebut, Sean Penn melontarkan sebuah kalimat yang cukup menohok: "Shame is underrated these days" atau "Rasa malu terlalu diremehkan akhir-akhir ini." Pernyataan ini membuka diskusi tentang bagaimana masyarakat modern menangani kesalahan dan permintaan maaf. Bagi Penn, sepertinya ada kesan bahwa dalam hiruk pikuk 'cancel culture', kesempatan untuk introspeksi diri dan merasakan rasa malu yang tulus menjadi kurang dihargai. Atau dengan kata lain, proses refleksi dan pertanggungjawaban personal seolah tergeser oleh kecepatan penilaian dan penghakiman massal di era digital.

Mungkin yang dimaksud Penn adalah bahwa daripada langsung menghukum dan mengucilkan, ada baiknya jika seseorang diberi ruang untuk merasakan penyesalan, belajar dari kesalahan, dan kemudian bertumbuh. Di sisi lain, 'cancel culture' seringkali dipandang sebagai alat untuk meminta pertanggungjawaban, terutama bagi mereka yang memiliki kekuasaan dan pengaruh. Ini adalah perdebatan yang kompleks, dan pandangan dua aktor senior ini memberikan perspektif yang menarik tentang bagaimana industri hiburan dan figur publik menghadapinya.

Refleksi Dari Dua Bintang

Obrolan Julia Roberts dan Sean Penn ini menunjukkan bahwa di balik gemerlapnya dunia Hollywood, para seniman juga memikirkan isu-isu sosial dan artistik yang relevan. Mereka bukan hanya sekadar aktor yang memerankan peran, tapi juga individu yang memiliki pandangan kritis terhadap dunia di sekitarnya, termasuk tentang bagaimana seni diciptakan dan bagaimana masyarakat merespons kesalahan. Percakapan mereka adalah pengingat bahwa dialog yang jujur dan mendalam sangatlah penting, baik itu tentang kecintaan pada film maupun tentang fenomena sosial yang sedang kita alami bersama.

Sumber: Variety

TerPopuler