Natal adalah musim yang penuh keceriaan, hidangan lezat, dan tentu saja, lagu-lagu Natal yang tak ada habisnya. Namun, bagi legenda rock Inggris, Noddy Holder, vokalis band ikonis Slade, perayaan Natal ternyata memiliki satu 'tantangan' unik: menghindari restorant di hari raya tersebut. Alasannya? Agar tidak canggung mendengar lagu klasiknya sendiri, Merry Xmas Everybody, yang diputar berulang kali.
Kecanggungan di Meja Makan
Kabar ini datang langsung dari istri Noddy, Suzan Holder, yang mengungkapkan bahwa momen mendengar lagu hits Natal mereka itu diputar di hadapan sang penyanyi bisa menjadi sangat “canggung”. Bayangkan saja, Anda sedang menikmati kalkun panggang dan puding Natal, lalu tiba-tiba melodi familiar dari karya Anda sendiri memenuhi ruangan. Sensasi yang mungkin dirasakan Noddy bukanlah kebanggaan semata, melainkan campuran antara rasa malu dan kejengkelan yang unik.
Merry Xmas Everybody pertama kali dirilis pada tahun 1973 dan dengan cepat menjadi salah satu lagu Natal paling abadi di Inggris. Setiap tahun, ketika musim perayaan tiba, lagu ini kembali mendominasi tangga lagu, pusat perbelanjaan, dan tentu saja, restoran-restoran. Bagi jutaan orang, lagu ini adalah soundtrack wajib Natal, penanda dimulainya euforia liburan.
Sebuah Fenomena Kultural
Fenomena yang dialami Noddy Holder ini sebenarnya cukup menarik. Di satu sisi, ia adalah pencipta salah satu lagu paling sukses sepanjang masa, yang terus menghasilkan royalti dan kebahagiaan bagi pendengarnya. Di sisi lain, popularitas abadi lagu tersebut justru memaksanya untuk menghindari situasi sosial tertentu demi kenyamanan pribadi. Ini menunjukkan betapa mendalamnya dampak sebuah karya seni bisa mempengaruhi kehidupan penciptanya, bahkan dalam hal yang paling sepele sekalipun.
Ironisnya, di saat banyak orang menikmati klasik Natal seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Nonton Gratis 'A Charlie Brown Christmas' yang menawarkan pengalaman Natal anti-komersialisme, Noddy justru terjerat dalam sisi lain dari komersialisme lagu Natalnya sendiri. Situasi ini menunjukkan sisi lain kehidupan selebriti, di mana batasan antara kehidupan pribadi dan karya publik menjadi sangat tipis.
Dilema Sang Legenda Rock
Suzan lebih lanjut menjelaskan bahwa mereka berdua sudah terbiasa dengan lagu tersebut diputar di mana-mana, namun ada perbedaan besar antara mendengarnya secara umum dan mendengarnya di restoran saat mereka sedang mencoba makan malam. “Ini menjadi sangat canggung,” katanya. Pernyataan ini cukup menjelaskan mengapa Noddy Holder lebih memilih merayakan Natal dengan suasana yang lebih privat, jauh dari 'gangguan' melodi hitsnya sendiri.
Mungkin ada banyak seniman lain di luar sana yang merasakan hal serupa, terjebak dalam lingkaran popularitas karya mereka sendiri. Ini mengingatkan kita pada bagaimana selebriti seringkali berinteraksi dengan momen-momen kultural, terkadang dengan cara yang tak terduga, seperti yang terlihat dalam 'Pesan Natal Alternatif' Jimmy Kimmel yang Kontroversial yang juga berani menyoroti tradisi Natal dari sudut pandang berbeda.
Opini Nontonyo TV
Kisah Noddy Holder ini adalah pengingat yang menarik bahwa di balik setiap karya seni yang mendunia, ada individu dengan pengalaman dan preferensi pribadi. Meskipun lagu Merry Xmas Everybody membawa kegembiraan tak terbatas bagi jutaan orang setiap tahun, bagi penciptanya sendiri, ia mungkin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Natal yang sekaligus juga ingin dihindari sesaat. Ini adalah harga kecil yang harus dibayar untuk menciptakan sebuah mahakarya abadi, sebuah ironi manis di tengah melodi Natal yang tak pernah pudar. Kami di Nontonyo TV hanya bisa membayangkan betapa uniknya pengalaman sang legenda ini, dan mungkin saja, hal ini menambah daya tarik tersendiri pada warisan musikalnya.
Sumber Berita: BBC News